|
Yayasan Pendidikan Putra Bangsa (YAPENPUSA) di dirikan berdasarkan akta
notaris AGUS MADJID SH tanggal 3 september 1985, nomor 7, berkedudukan di
Kota Administratif Depok (sekarang KODYA Depok)dengan susunan pengurus sbb:
Nalim Neih sebagai ketua dibantu seorang wakil,seorang sekretaris, seorang
bendahara dan tiga orang anggota.
Maksud dan Tujuan didirikannya Yayasan ini adalah mendirikan tempat-tempat
pendidikan baik secara formal dari TK sampai Perguruan Tinggi dan termasuk
Sekolah Kejuruan maupun non formal memberikan latihan dan keterampilan,
namun dalam perjalanan selanjutnya Yayasan mengalami kevakuman/deadlock
karena bendahara yang sedianya diharapkan sebagai sumber dana mengalami
kebangkrutan dalam usahanya. Tanah yang sedianya untuk mendirikan
bangunan/lembaga pendidikan kepunyaan bendahara terpaksa dijual sehingga
Yayasan praktis tidak punya apa-apa,tanah tidak punya uangpun tidak ada.
Yayasan sudah berdiri, aktivitasnya harus dibuktikan, tujuan pendirian harus
dilaksanakan. Sebagai ketua Nalim Neih bertanggung jawab dan mengambil inisiatif
untuk dapat memajukan roda organisasi. Rencana tersebut dimulai dengan pengadaan
tanah, pendirian gedung, mencari sumber dana, dan rekruitment tenaga yang
di perlukan.
PENGADAAN TANAH DAN SUMBER DANA
Dengan modal hubungan persaudaraan(human relation)yang dimiliki Nalim Neih
menghubungi pemilik tanah dengan cara persuasif.Pada akhirnya diperoleh sebidang
tanah seluas 500 m persegi.
SUMBER DANA
Sumber dana diperoleh dengan cara meminjam kepada pihak ketiga atas dasar
kepercayaan(non agunan).Disini kembali Nalim Neih mengandalkan
'hubungan persaudaraan' karena ingin meminjam kepada Bank belum memungkinkan
(tidak mempunyai agunan).
PEREKRUTAN TENAGA KERJA
Perekrutan tenaga baik tenaga edukatif maupun tenaga administratif tidak
mengalami hambatan yang berarti, karena banyak rekan sejawat Nalim Neih yang
bersedia membantu.
Dalam keadaan yang serba terbatas, akhirnya berdirilah sebuah bangunan
sekolah diatas tanah seluas 500 m persegi, dengan status kontrak. Bangunan
terdiri atas 4 lokal untuk teori, 1 lokal ruang guru dan kepala sekolah
serta 2 buah kamar kecil.
Tahun Ajaran 1986/1987 mulailah penerimaan murid baru. Timbul masalah, jenis
sekolah apa yang akan didirikan. SMA, SMEA(sekarang SMK) atau Sekolah yang
lainnya. Untuk mengetahui kebutuhan peserta didik (minat yang dipilih) maka
disebarlah angket kepada 100 siswa SMP (sekarang SLTP). Hasil yang diperoleh
adalah 87% memilih SMEA (SMK), 13% memilih SMA (SMU) dan sekolah lain.
Dengan dasar itu dibukalah SMEA (SMK), dengan nama SMEA Putra Bangsa Depok.
Siswa telah terdaftar resmi sebanyak 213 siswa, rata-rata setiap kelas diisi
lebih dari 50 siswa. Lalu mengurus izin pendirian Sekolah, melalui proses
panjang yang melelahkan akhirnya Ka Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Barat
yaitu DR. RACHMAT WIRIADINATA mengijinkan pendirian sekolah tersebut dengan
nomor 042/102/Kep/E/87 tanggal 30 januari 1987
dengan status terdaftar.
Pada tahun ajaran berikutnya tahun 1987/1988 diperlukan tambahan lokal baru
untuk siswa yang akan naik kelas II, akhirnya tambahan tanah 500 m persegi
dengan status kontrak/sewa dapat dipenuhi dari pemilik tanah yang sama
sehingga dibangun 4 lokal baru. Pada tahun 1987/1988 Yayasan berusaha
mendapatkan Bantuan Presiden melalui 'Banpres'. Akan tetapi salah satu
persyaratan untuk memperoleh Banpres tanah harus milik sendiri sedangkan
status tanah Yayasan adalah sewa/kontrak. Akhirnya dengan suatu kesepakatan
dan saling pengertian pemilik mau menjual tanah tersebut kepada Yayasan.
Setelah mengurus sertifikatnya, proses untuk mendapatkan Banpres dimulai,
akhirnya dengan turunnya Bantuan Presiden sebesar Rp. 20 000 000,-
(Dua Puluh Juta Rupiah) pada tahun 1987/1988 lokal untuk siswa yang akan
naik kelas III pun siap.
Pada tahun 1988/1989 kelas III SMEA Putra Bangsa mengikuti EBTA/EBTANAS
dan berhasil 100%, pada tahun 1989/1990 memperoleh status DIAKUI
oleh Dirjen Dikdasmen setelah diakreditasi,itu berarti SMEA Putra Bangsa
boleh menyelenggarakan EBTA/EBTANAS secara mandiri.
Mengingat animo masyarakat yang semakin besar menimbulkan keberanian Yayasan
untuk untuk mencari bantuan melalui Bank, dengan agunan yang telah dimiliki
Yayasan mendapat bantuan Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat sebesar
Rp. 100 000 000,- (Seratus Juta Rupiah). Satu tahun kemudian mendapat tambahan
dari Bank yang sama sebesar Rp. 150 000 000,- (Seratus Lima Puluh Juta Rupiah)
dalam rangka pembangunan Yayasan.
Pada tahun 1992/1993 Yayasan telah memiliki 22 lokal untuk ruang teori terdiri
atas dua lantai, satu ruang serba guna/aula, satu ruang Yayasan, satu ruang
mushola yang terletak dilantai tiga, serta ruang-ruang lainya termasuk ruang
perpustakaan.
Langkah selanjutnya Yayasan membuka kelas siang untuk SMA (SMU) dan SMP (SLTP)
yang kedua-duanya diberi nama SMA dan SMP Putra Bangsa. Tahun 1989/1990
berdiri SMA dan pada tahun 1992/1993 SMA Putra Bangsa memperoleh status
DIAKUI setelah diakreditasi pada tahun 1992/1993 didirikan SMP(SLTP).
Jadi hingga saat ini Yayasan telah memiliki SMEA (SMK), SMA (SMU) dan SMP (SLTP)
dengan jumlah siswa secara keseluruhan sekitar 2000 siswa, dibawah bimbingan
100 orang tenaga guru, dibantu 12 orang tenaga Tata Usaha dan 3 orang tenaga
pesuruh.
|